SaSaK TuleN

DIRIKU ADALAH DIRIKU

Sebelum saya bercerita tentang diri saya, ada baiknya saya memperkenalkan secara singkat pulau yang bernama lombok, dimana di pulau yang dalam bahasa indonesia berarti cabai, namun tidak begitu arti sebenarnya yang menurut bahasa lombok

LOMBOK berasal dari bahasa suku sasak yang artinya LURUS atau dengan kata lain lombo’ . Kalau boleh menyanjung diri sendiri: Orang Lombok pada jujur semua, karena di lihat dari asal kata pulau nya *NARSIS MODE ON*
Lombok merupakan wilayah NTB (Nusa Tenggara Barat) yang notabene merupakan wilayah bagian timur indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa wilayah timur Indonesia mempunyai suhu sedikit panas di bandingkan dengan wilayah barat Indonesia. Maka jangan heran orang lombok sebagian besar berkulit gelap, yang di sebut hitam oleh rakyat Indonesia dan coklat menurut orang western sana,
Ups……! tapi biar kate hitam, urang lombok tetep cuakep n manis manis loch….Seperti kata pantun “hitam hitam kereta api, biar hitam banyak yang antri” dan filosopi yang paling kuat untuk kaum yang berkulit gelap adalah KOPI, biar kopi warna nya hitam dan pahit tetap juga di minum. Jadi biar kate urang lombok berkulit gelap/hitam tetep saja di temani/senangi urang urang 😀
Lombok merupakan pulau yang sangat kecil yang mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk nya adalah petani dan nelayan.
Kenapa petani???????????????? tanya kenapa??????????
Okech….. karena Lombok adalah daerah yang agak belakang di temui oleh para manusia penjelajah jaman dahuli kala dan oleh karena pada jaman pemerintahan orde baru, Lombok tidak begitu banyak tersentuh oleh pembangunan, yang akhirnya lahan-lahan/areal kosong masih banyak yang belum jadi bangunan dan lahan ini di manpaatkan untuk bercocok tanam oleh sang empu dari tanah/lahan tersebut, walaupun hanya bergantung pada air pemberian tuhan yang di bawa melaui angin kemudian terjadi panas hingga mencairkan awan lembab yang turun menjadi hujan.
Keadaan ini sudah terjadi sejak fir’aun masih nete’ sampai jaman SBY di gendong ibunya. Urang lombok masih berharap pada air hujan saja, walaupun akhir akhir ini sudah tersentuh dengan irigasi, namun hanya sedikit saja lahan yan terangkul di jejaring kawasan irigasi ini. Maka janganlah heran jika pada tahun 2004 banyak terjadi busung lapar di daerah lombok yang berpenduduk 1,7 juta jiwa ini yang di karenakan sulitnya mendapat sembako.

Simbol Dari lombok Adalah BUMI GORA

Bumi Gora adalah simbol kebanggaan warga Lombok dengan gambar lumbung padi, yang sampai detik ini masih di banggakan warga Lombok dan sekitar nya. Ibu/bapak tercinta pasti penasaran,,,,,,,,apa sih arti BUMI GORA??????????????
bumi=gumi yang Indonesianya adalah bumi
gora=tanam padi di lahan kering atau gaga rancah

jadi arti lengkap nya adalah BUMI GAGA RANCAH yang warga lombok menyebutnya Gogo Rancah
simbol yang sangat tepat, mengingat masih banyak nya petani lombok yang tidak tersentuh irigasi dan dengan terpaksa menanam padi di lahan kering yang nota bene menurut warga jawa itu di sebut lahan tandus nan gersang, namun menurut kami warga lombok itu adalah tanah surga tempat kami menggantungkan isi perut untuk sesuap nasi, dan tidak kami perdulikan apa kata orang di luar sana, karena memang beginilah hidup di lombok yang sangat sulit,  dengan segala keterbelakangan, baik dari segi teknologi, pertanian, pendidikan dan masih banyak hal lainya lagi.
Woooow Lombok memang kampungan dan pastinya ibu/bapak tercinta tidak ingin tinggal di lombok, karena niscaya ibu/bapak tidak akan betah tinggal di pulau yang sebagian besar gersang dan panas itu*cuaca di malang masih bagus*
Okech lanjut ke bumi gora,
Gunung Lombok yang Gundul
banyak gunung yang mengitari pulau yang nan kecil dan pedas pula! ini sudah gundul
Ups….!!!bukan gundul karena pohon-pohon nya di tebang warga sekitar yach!
akan tetapi pepohonan nya mati karena kepanasan, jika masih bertanya kenapa kepanasan. Coba baca lagi tulisan yang di atas………..
yach namun biar kata itu gunung gundul, panas, tetap tidak mematahkan semangat kami warga bumi gora untuk memanpaatkan lahan yang tidak layak untuk di tanami tumbuhan!. Dengan kerja keras, warga bumi gora memanpaatkan lahan kosong itu untuk menanam padi demi kelangsungan kebutuhan perut semata, karena untuk kebutuhan yang lebih. saya kira tidak akan bisa 😀
maklum menanam padi nya di gunung bukan di sawah yang ber air. Nah jika anda bertanya bagaimana cara menanam nya ??? mari kita simak pariwara berikut ini………… he he he he…
yach seperti yang saya jelaskan di atas tadi bahwa hanya berharap dari air hujan yang di turunkan allah SWT.
ketika musim hujan datang, maka tanah yang keras itu akan di cangkul, dan bisa anda bayangkan tanah gunung di cangkul…… keras nya minta ampun dan jangan bandingkan dengan tanah gunung yang ada di jagat jawa ini. Setelah tanah di cangkul maka akan di tanami padi yang model penanaman nya sama dengan model tanam kacang tanah! yang dimana tanah nya di lubangi dulu dengan kayu kemudian di lubang itu akan di isi dengan bibit padi kemudian di tutup kembali dengan tanah pula!. Tanpa pupuk moderen, tanpa pestisida pengusir hama tanaman padi dibiarkan pasrah begitu saja hanya sesekali saja di berikan pupuk kompos.
Setelah enam bulan kemudian padi sudah siap di panen! entah padi yang di panen bagus atau tidak pokoke panen”enten padi ne opo bonten urusane muri” *belajar bhsa jawa*
(don try this at java, karena jika mencoba ini di tanah jawa maka anda akan di anggap gila)

Agama

Agama mayoritas di Lombok adalah Muslim dan sisanya adalah agama-agama yang sah menurut undang undang Indonesia dan ada pula yang tidak sah secara harfiah, namun secara maknawiah agama itu sah.

TENTANG HAMBA YANG MENGABDI PADA SANG ILAHI

lahir pada tahun 1986 bulan aggustus tanggal 7 /25 yang konon kata urang tua ku itu adalah hari ahad jam 5 pagi, Tapi dari pernyataan urang tua ku, sudah salah, karena pada tgl itu tidak ada hari ahad dan ini yang menyebabkan saya tidak tahu dan urang tua ku pun kadang menjawab A kadang B jikalau di tanya tanggal berapa saya lahir. Nah oleh karena itu saya mengatakan tgl lahir saya 7 /25 karena sesekali urang tua ku saya tanya
“pak!!! saya lahir tanggal berapa? ” bapak ku pun menjawab “tanggal 27 nak”
dan beberapa hari kemudian saya tanyakan lagi!!! “pak !!! saya lahir tanggal berapa???” bapak pun menjawab “tanggal 7 nak hari ahad!”
berhbung jaman saya lahir, para urang tua tidak mengurus akta kelahiran langsung, jadi saya tidak ada akta kelahiran sampai sekarang, dan tanggal lahir saya pun tidak jelas!begitu pun jika tanya sama ibu! niscaya ibu ku akan bingung….toeng toeng toeng……
yach mau bagaiman lagi, nasib emang udah seperti ini…..
dan berhubung saya suka dengan angka 7 dan delapan! maka saya mengambil tanggal 7 untuk tanggal lahir di ijazah saya dan tahun lahir pun di ganti menjadi tahun 1988.RED
sunggug enak kan jadi diri saya! bisa milih angka bagus/hoki untuk di tampilin di ijazah, walaupun terkadang beberapa teman saya ingin merayakan ulang tahun atau sekedar memberi kado ulang tahun! mereka kebingungan mau ngucapin tanggal berapa! hue hue hue hue……………..
jangan kan teman! saya saja bingung. Nah tapi berhubung saya bukan tipe urang yang merayakan ulang tahun, jadi masalah itu tidak terlalu di pikirkan, karena menurut saya: perayaan ulang tahun dengan tradisi meniup lilin itu adalah tidak benar secara pribadi ku, yang berpedoman tehadap jaman nabi dahulu. Setahu ku nabi Muhammad tidak merayakan ulang tahun dengan cara meniup lilin kemudian di iringi sorak para karib sahabat sambil bernyanyi “selamat ulang tahun seta muria,selamat ulang tahun serta mulia……tiup lilin nya tiup lilin nya” dan bla bla bla saya tidak hapal…………….
nah dari dasar itulah saya tidak pernah merayakan ulang tahun dengan nota bene tiup lilin, akan tetapi lebih extrim dari sekedar tiup lilin sich sering. Dulu pada jaman masih kerja di Diskotik Sahara lombok NTB…..
Ups! udah keluar dari rel nech cerita ku.
Lahir di rumah nenek yang berlokasi di pedesaan, di tangan seorang dukun beranak yang nota bene orang jaman sekarang gengsi untuk di tangani dukun beranak!. Padahal hasil dari seorang dukun tidak kalah dengan suster-suster memakai baju sexy, yang ada di rumah sakit yang lebih mengutamakan penampilan dari pada kinerja atau hasil kerja mereka :D(alasan wong deso hue hue hue….)
Tepat nya saya lahir di dusun Repok, mukim Tiwu Buak, kelurahan Jontlak, Kecamatan Praya tanpa di lihat seorang ayah ketika lahir, karena bapak ku waktu itu sedang pergi bekerja. Tapi walaupun tidak ada bapak ku yang melihat saya nangis pertama kali ketika membuka mata di dunia ini, saya adalah seorang anak yang cukup di nantikan oleh semua keluarga. Entah dari kakek/nenek, ayah,p aman, ibu dan semua keluarga ini, karena masa-masa itu adalah kejayaan usaha urang tua ku yang sedang memuncak pada saat itu.
Hingga di hari ke7 kelahiran saya di gelar upacra “Pera’ Api”yang artinya adalah padamkan api, yang dimana di perayaan ini adalah hari dimana si bayi di beri nama. Jatuhlah sebuah nama ke bayi yang imut waktu itu dengan nama Saatul Ihsan. Yang artinya “waktu yang baik”mudahan saya slalu dapat waktu yang baik 😀
bayi yang sangat di elu elukan di masa itu!menginjak usia 1 bulan saya di pindahkan untuk kembali ke rumah orang tua ku (bukan rumah nenek) yang karena sejak lahir di rumah nenek akhirnya pindah ke rumah sendiri(baca=rumah ORTU) yang berada di Kota praya jalan TGH.haji agus salim NO 30 praya, dan yang di samping rumah ku adalah pondok pesantren terbesar di kota praya yaitu: Manhalul Ulum, asuhan TGH.Ahmad Faesal, seorang sosok tuan guru yang sangat di segani hingga santri nya pun membanjiri pondok pesantren nya,murid nya berasal dari semua penjuru NTB.Entah dari lombok,bima,sumbawa,dompu.